Selasa, 17 Juli 2012

MENAPAK JEJAK AMIEN RAIS: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta


Novel non-fiksi ini adalah karya perdana Hanum Salsabiela Rais, putra kedua dari tokoh reformasi, Amien Rais. Hanum menulis buku ini sebagai hadiah untuk sang ayah setelah sebelumnya pada ulang tahunnya, Hanum mendapat kejutan dari sang ayah. Lantas, ia berfikir bagaimana caranya untuk balas memberikan hadiah yang istimewa untuk ayahnya. Terlepas dari siapa ayah Hanum, pun seandainya ia bukanlah Amien Rais, Hanum berujar bahwa ia mencintai ayahnya apa adanya.
            Karya Hanum ini bercerita tentang bagaimana kehidupan seorang Amien Rais sebagai seorang ayah, tokoh masyarakat, dan tokoh reformasi. Semuanya diceritakan Hanum secara gamblang dari sudut pandang seorang anak. Buku ini murni persembahan Hanum untuk ayah tercinta. Tidak ada tujuan apapun, tidak untuk menarik simpati masyarakat, tidak pula untuk meluruskan apapun yang mungkin selama ini bengkok. Hanum menceritakan sebenar-benarnya Amien Rais, ayahnya, bukan sebenar-benarnya Amien Rais, tokoh reformasi.
            Buku ini mengupas sisi manusiawi Amien Rais. Bagaimana ia menjalani kehidupannya, mendidik putra-putrinya, mengabdi pada orang tuanya, dan menghamba pada Tuhannya. Selain itu, Hanum juga menceritakan apa yang terjadi di balik reformasi yang melibatkan ayahnya secara obyektif. Hanum juga menuliskan obrolan-obrolannya dengan sang ayah yang seringkali memuat pesan yang sangat besar. Tindakan-tindakan sang ayah pun tidak luput diceritakan Hanum untuk memotivasi para pembaca. Banyak sekali pesan moral yang bisa pembaca ambil dari kisah Hanum tentang sang ayah ini.
            “Dalam suatu kesempatan Bapak pernah berkata,”Saya hanya takut kepada Allah SWT dan ibu saya, kalau dengan yang lain saya merasa biasa saja.” Begitulah Bapak. Dengan segala atribut keberanian yang melekat pada dirinya, dia tetap merasa kecil dan tak berdaya di hadapan Tuhan.”
            Itulah sepenggal kalimat yang terdapat dalam karya Hanum. Banyak sekali petikan-petikan perkataan Amien Rais yang bisa kita ambil hikmahnya dari novel ini. Hanum menuliskannya dalam kalimat-kalimat yang ringan dan mudah dipahami sehingga pembaca akan terus membaca dan tidak merasa bosan. Novel ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu Keluarga, Melangkah Dipaksa Sejarah, Menembus Batas, Titik Nol, dan Magnum Opus. Dari tiap bagian tersebut masih dibagi dalam subjudul-subjudul yang relevan. Semuanya terangkai cantik dan mengalir dengan indah sehingga dapat mengantarkan pembaca untuk seolah-olah menjadi bagian dari peristiwa-peristiwa yang diceritakan Hanum dalam novelnya.
            Diharapkan setelah membaca novel ini, pembaca dapat lebih mengetahui sejarah reformasi bangsa kita, apa yang melatarbelakanginya, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Bukan untuk membenarkan yang salah, tapi untuk membentuk pemahaman sejarah yang lebih baik. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar