Setiap
orang memiliki jalannya sendiri. Mungkin memang ada beberapa yang tidak sengaja
memilih jalan yang sekarang ini ia tapaki. Tetapi, tidak jarang juga yang
menapaki jalan yang ia pilih sendiri. Ada yang menapaki jalan lurus tanpa
hambatan, ada juga yang menapaki jalan terjal berliku dengan banyak hambatan
menghadang. Ada yang sedang berjalan saat musim semi, musim panas, musim gugur,
maupun musim dingin. Semuanya dengan kisahnya masing-masing, namun hanya satu
hal yang pasti, musim semi tidak akan datang sebelum musim dingin berakhir.
“Kehidupan ini ibarat jalan satu arah. Seberapa banyak pun
perubahan rute yang Anda tempuh, tidak satupun akan membawa Anda kembali.
Begitu Anda mengetahui dan menerima hal itu, kehidupan akan tampak menjadi jauh
lebih sederhana.” (Isabel Moore)
Ya, seperti itulah kehidupan.
Terkadang begitu mudah memahaminya, tetapi tak jarang juga sulit memahami
bagaimana gambaran kehidupan kita kelak. Setiap kali kita dituntut untuk
memilih salah satu jalan yang tidak kita ketahui di mana ujungnya. Rute-rute
panjang seringkali kita lewati tanpa kita tahu ke mana rute itu akan membawa
kita. Rute terpanjang dan tersulit belum tentu akan membawa kita ke tujuan yang
termanis. Begitu pun dengan rute yang terpendek dan termudah juga belum tentu
akan membawa kita ke tujuan yang terburuk. Terkadang dengan melewati jalan yang
mudah kita bisa mencapai hasil yang besar. Namun, tidak sedikit pula saat kita
melewati jalan penuh rintangan dan hasil yang kita capai tidak sebesar yang
kita harapkan.
Hidup memang penuh pilihan, seperti
banyaknya jalan di perkotaan. Banyak percabangan jalan, banyak pula jalan bebas
hambatan. Tinggal kita memilih ingin melewati jalan yang mana. Orang yang
optimis pasti selalu berani memilih jalan yang banyak dihindari oleh orang
lain. Tidak peduli seberapa sulitnya jalan itu, seorang yang optimis pasti akan
berusaha menghadapi setiap hambatan yang menghadang pada jalan yang dipilihnya.
Mereka percaya bahwa tantanganlah yang akan mendewasakan mereka dan jika mereka
dapat melalui tantangan tersebut, maka mereka akan mendapatkan pengalaman yang
berharga yang bisa mereka gunakan untuk menghadapi tantangan berikutnya.
Seorang yang optimis selalu akan berani untuk melangkah, berbeda dengan seorang
pesimis yang selalu takut untuk memulai langkah baru. Seorang yang optimis
tidak pernah takut gagal karena dia akan berusaha sebaik mungkin untuk
menghindari kegagalan, namun kalaupun akhirnya dia gagal, kegagalan itu akan
dianggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda dan pembelajaran agar tidak
jatuh di lubang yang sama ke depannya.
“Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak
pernah jatuh, melainkan karena kita bangkit setiap kali kita jatuh.”
(Confunus)
Jangan pernah takut untuk melangkah.
Kalaupun di langkah yang pertama ini kita belum dapat mencapai target kita,
masih ada langkah kedua, ketiga, dan seterusnya. Ingatlah bahwa Thomas Alva
Edison pun harus gagal berkali-kali sebelum akhirnya dapat menemukan bohlam
lampu. Jangan pernah menyerah saat mengalami kegagalan karena kita tidak pernah
tahu seberapa dekat keberhasilan kita saat itu. Bisa jadi keberhasilan kita
berada tepat di belakang kegagalan itu. Hanya saja kita kurang sabar untuk
menanti datangnya keberhasilan itu. Ingat, kegagalan hanyalah keberhasilan yang
tertunda, dia hanya numpang lewat saja di kehidupan kita. Kegagalan-kegagalan
yang pernah menghampiri kita akan menguatkan jiwa kita. Kegagalan itulah yang
nantinya akan menjadi pengalaman yang paling berharga karena kegagalan
merupakan ujian bagi seberapa besar kesungguhan dan keyakinan kita untuk
berhasil. Ujian-ujian kegagalan tersebut yang akan memperbesar keyakinan kita
akan kekuatan Allah SWT. Seperti Socrates pernah berkata, “Unexamined life is not worth living.” Kehidupan tanpa ujian adalah kehidupan yang tak layak untuk
dihidupi. Hanya ujian-ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita yang menunjukkan seberapa besar
tekad kita untuk berhasil.
Apa yang harus kita lakukan saat
kita gagal? Berhenti sejenak dan berfikir,”Bagian manakah yang salah saya
kerjakan sehingga menghasilkan kegagalan ini?” Lalu, perbaiki dan mulai lagi
dengan lebih hati-hati menghindari kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.
Jangan pernah mengutuki diri sendiri akibat kegagalan yang terjadi. Jangan pula
menumbuhkan sifat iri dan dengki setiap kali melihat teman-teman kita yang
sudah sukses mendahului kita. Lihatlah pula ke bawah, jangan selalu memandang
ke atas. Dengan sesekali memandang ke bawah, kita akan lebih mensyukuri nikmat
yang telah diberikan Allah kepada kita. Kegagalan yang terjadi itupun suatu
nikmat dari Allah agar nantinya kita dapat bangkit lagi dengan kekuatan yang
lebih besar. Ingatlah perkataan Mario Teguh bahwa satu-satunya jalan untuk membalas kekalahan
kita dari orang lain adalah SUKSES.
Nah, bagaimana kita dapat meraih
kesuksesan itu? Ya, tentunya dengan memilih jalan yang benar meskipun berliku
dan dengan terus ihtiar dan tawakal kepada Allah. Jangan pernah memilih
jalan-jalan singkat untuk mencapai target yang diinginkan karena biasanya yang
cepat naik itulah yang nantinya juga cepat turun. Berusahalah sekuat tenaga dan
kemampuan dalam menapaki setiap jengkal jalan yang telah kita pilih. Hindari
godaan-godaan untuk berpaling pada hal lain yang dapat membuyarkan tujuan akhir
kita. Hindari juga kemalasan yang seringkali membunuh jiwa pejuang kita.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu al-Jauzi,
“Kemalasan untuk mendapatkan kemuliaan merupakan teman yang
paling jelek. Cinta kepada istirahat dapat menyebabkan penyesalan yang melenyapkan
segala kelezatan. Oleh karena itu, sesalilah kesia-siaan yang telah kamu
lakukan dan bersungguh-sungguhlah menggapai kesempurnaan selama kamu masih
memiliki waktu. Ingatlah saat-saat kamu kehilangan waktu dan cukuplah itu
sebagai pelajaran. Pada saat itu, manisnya kemalasan hilang dan kemuliaan dunia
sirna. Terkadang cita-cita itu melemah, tetapi jika digerakkan, dia akan
berjalan lagi. Tidaklah semangat itu berhenti kecuali karena kerendahannya.
Oleh karena itu, jika cita-citamu meninggi, maka janganlah puas dengan sesuatu
yang rendah.”
Begitulah, setiap kali kita gagal,
ingatlah untuk bangkit lagi. Setiap kali kita melewati jalan yang salah, jangan
lupa untuk mencari persimpangan yang dapat mengantarkan kita pada jalan yang
benar untuk menggapai cita-cita. Setiap rute yang telah kita lalui, di kanan
kirinya akan kita temui berbagai rupa manusia dan kejadian, jadikan itu sebagai
pengalaman dan pembelajaran yang dapat membentuk kita sebagai pribadi yang
lebih baik, yang bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk, serta dapat
memompa semangat kita yang seringkali redup untuk fokus pada tujuan demi
menggapai ridho Allah SWT. Percayalah pada Allah, Tuhan kita, percaya bahwa
disetiap ujian dariNya terselip hikmah besar yang akan membesarkan hati kita dan
membentuk jiwa kita sebagai hambaNya yang tahan akan badai kehidupan yang
sering menerpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar