Adik-adikku di
seluruh Indonesia, apakah kalian masih sering mengeluhkan betapa
menjemukannya duduk belajar di dalam kelas? Masihkah kalian sering
mengeluh tentang betapa ketatnya peraturan sekolah? Ataukah mungkin,
kalian sering membolos hanya karena hujan? Jika kalian menjawab iya,
simaklah cerita kakak berikut ini.
Dua tahun yang lalu,
kakak berkesempatan untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa
Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Di
sana, kakak bertemu dengan banyak murid-murid sekolah dasar seusia
kalian. Tahukah kalian bahwa apa yang kalian keluhkan itu dapat
menyakiti hati mereka?
Adik-adikku sayang,
kakak akan mengajak kalian untuk membayangkan dan merasakan bagaimana
jika kalian menjadi murid-murid sekolah dasar di daerah tersebut.
Jika musim hujan tiba, mereka berangkat sekolah tanpa sepatu karena
jalan menuju sekolah tergenang air. Tak ada sarana transportasi umum
menuju sekolah mereka. Dengan ikhlas dan tetap semangat untuk
menuntut ilmu, pagi-pagi sekali mereka berangkat ke sekolah meski
harus menyeberangi banjir.
Gambar 1. Murid-murid harus melewati banjir untuk sampai ke sekolah
Sekarang, pejamkan
mata kalian! Bayangkan apa yang kakak katakan! Di sekolah mereka,
yang hanya ada satu sekolah dasar untuk dua dusun, fasilitasnya
sangat sederhana, tidak semewah sekolah kalian. Murid kelas I dan
kelas II diajar oleh guru yang sama secara bergantian karena mereka
kekurangan tenaga pengajar. Yang lebih memprihatinkan adalah papan
tulis di ruang kelas I tidak digantung di dinding, melainkan
disandarkan di bawah. Sedangkan, murid-murid kelas II harus rela
belajar di kelas tanpa bangku (lesehan) karena memang tidak ada
bangku di kelas mereka. Dapatkah kalian membayangkannya?
Gambar 2. Papan tulis di ruang kelas I hanya disandarkan di bawah
Gambar 3. Ruang kelas II tanpa bangku
Kalian seharusnya
malu dengan mereka. dalam keterbatasan tersebut, mereka tetap
semangat belajar tanpa mengeluh. Bandingkan dengan diri kalian!
Mereka juga tetap dapat berprestasi. Kalian? Ya, mereka memang harus
mati-matian berjuang untuk dapat bersekolah karena jika mereka tidak
berjuang, mereka sadar betul nasib mereka tidak akan pernah berubah.
Mereka paham tentang arti perjuangan untuk meraih kehidupan yang
lebih baik.
Adik-adikku sayang,
kalian jangan mau kalah dari mereka. Kalau mereka bisa giat belajar
demi masa depan meski dalam keterbatasan, kenapa kalian yang
berkecukupan dengan berbagai kemudahan justru tidak bisa menjadi
lebih baik? Setidaknya demi masa depan kalian sendiri.
Jadikan fasilitas
yang kalian dapat, kecukupan materi, dan kemudahan teknologi di
sekitas kalian sebagai senjata tambahan untuk terus mengembangkan
diri. Itu semua tersedia dan dimudahkan oleh Tuhan bukan untuk
membuat kalian malas. Melainkan untuk melecut semangat belajar kalian
anak-anak Indonesia.
Lihatlah negeri ini,
adik-adik. Kami semua, kakak-kakakmu, berharap kalianlah pemimpin
kami kelak. Tapi, bukan pemimpin yang malas. Kakak berharap kalian
generasi penerus yang dapat memimpin negeri ini dengan cerdas dan
berwawasan luas. Kakak juga berharap pemimpin negeri ini kelak
bukanlah orang yang lebih suka mengeluhkan segala sesuatu.
Bangkitlah
adik-adikku sayang. Belum terlambat bagi kalian yang selama ini masih
sering tidak mensyukuri setiap kemudahan yang kalian dapatkan, untuk
memperbaiki diri. Masa depan kalian masih sangat panjang. Kakak
menyayangimu dan akan terus mendukungmu. Semangat belajar, ya, Dik.
Syukuri apa yang kalian punya dengan cara yang sempurna dan jadikan
rasa syukur kalian itu untuk berbuat lebih demi diri kalian,
orang-orang yang kalian sayangi, dan bangsa Indonesia kita tercinta.
Terus belajar dan jadikan diri kalian sendiri sebagai alasan utama
bagi kalian untuk terus berkembang. Indonesia menanti sumbang
pemikiran kalian, adik-adikku. Kakak akan selalu mendukungmu. Jayalah
terus anak-anak Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar