Hemm,,tiba
– tiba hanya ingin membicarakannya. Pelangi,,benar – benar suatu lukisan
keindahan yang berhasil merebut hatiku sejak bertahun – tahun lalu,,sejak aku
mulai bisa mengerti indahnya lukisan – lukisan alam.. Pelangi melukiskan betapa
maha besarnya Tuhanku, Allah SWT. Pelangi dilukiskan begitu indahnya di kanvas
yang begitu megah begitu sempurna. Lukisan pelangi bahkan bisa mengalahkan
lukisan Monalisa-nya Leonardo da Vinci yang terkenal seantero jagad keindahannya.
Yahh,,mungkin itu hanya pendapatku saja.
Teringat
nyanyian masa kecil,, “Pelangi – pelangi alangkah indahmu, merah kuning hijau
di langit yang biru……” Memang begitu indah pelangi itu. Tak hanya rupanya yang
cantik,, lengkungannya yang megah, dan pelukisnya yang begitu agung, tapi
banyak makna yang dapat kita ambil dari pelangi.. Dia begitu pemalu,,
semburatnya hanya akan terlihat oleh beberapa orang yang telah begitu sabar
untuk menantinya. Ya,, hanya orang – orang yang telah mau dan mampu bersabar untuk
menunggu redanya hujan yang dapat menikmati keindahannya. Kenapa pelangi hanya
muncul setelah hujan?? Menurut ilmu fisika, pelangi terjadi karena adanya
pembiasan cahaya putih yang mengenai tetesan air hujan yang kemudian terbiaskan
menjadi beragam warna yang indah. Mejikuhibiniu, begitu kata ibu guru IPA ku
dulu..
Namun,
lebih dari teori tentang pelangi itu, sebenarnya pelangi memberikan banyak
sekali pelajaran bagi kita. Kenapa dia hanya muncul setelah hujan, itupun hanya
jika ada matahari. Kita ibaratkan pelangi sebagai kebahagiaan, hujan sebagai
kesedihan, dan cahaya matahari sebagai jalan terang. Apa analogi dari semua
itu?? Yahh,, mungkin kira – kira begini, pelangi hanya muncul setelah hujan
reda dan adanya matahari dan dapat dilihat oleh orang – orang yang sabar untuk
menunggu redanya hujan, berarti kebahagiaan muncul setelah kesedihan dengan
kesabaran yang luar biasa untuk menyongsong jalan terang itu. Hehehe,, mungkin
sedikit aneh, tapi pemaknaan itu bisa memberikan sedikit gambaran padaku untuk
terus belajar bersabar, belajar bersabar untuk segala hal.. Karena kesabaran
itu pasti membuahkan hal – hal baik.
Momen
kedua terjadi juga di saat pulang dari konservasi. Tapi, aku melihatnya dari
sudut yang berbeda. Jika momen pertama saat menyusur pantai Pangumbahan, momen
yang kedua ini dari menara. Woow, menara?? Yah,, hari itu kami ( aku dan
beberapa teman KKN.red ) memilih melewati jalan setapak pulang ke pondokan,
tidak lagi menyusuri pantai setelah merasa lelah berjalan menapaki pasir pantai
dengan karang – karang. Kebetulan juga air laut masih pasang. Menara wisata
yang dibangun di depan villa koboi, begitu kami menyebut villa tempat bule –
bule penggila surving menginap, sangat menarik perhatian kami. Kami pun
menapaki satu persatu anak tangga menara dengan tiga tingkat itu, sampai puncak
menara tentu saja. Belum terlihat apapun. Kami pun sempat ngobrol dengan Aa (
maklum di Sunda ) yang mengerjakan menara tersebut. Begitu hujan mulai turun,
awalnya hanya gerimis, beberapa teman lelaki memilih turun dan duduk di warung
bambu di depan villa sambil menikmati jajanan. Aku dan dua orang teman memilih
tetap di atas menara. Dan yahh, keberuntungan berpihak kepada kami, setelah puas
foto – foto di atas menara sampai tetap bertahan meski hujan, lukisan keindahan
itu muncul. Pelangi melengkung dengan indahnya. Cantik sekali. Dua lengkungan.
Benar – benar melangkung sempurna. Subhanallah, tak henti – hentinya aku memuji
asma Allah. Pelangi memang selalu mengiringi momen – momen indah, momen – momen
kebahagiaan, momen – momen kebersamaan.. Begitu indah dan megah..
Sampai
benar – benar belum ku temukan jawanbannya,, di manakah ujung pelangi?? Dan
yang semakin membuat penasaran, ada apakah di ujung pelangi?? Mungkin terlalu
berlebihan, tapi sepertinya aku sedikit terpengaruh dengan kisah di serial
kartun kesukaan adekku “ Dora The Explorer”, di kartun itu digambarkan bahwa di
ujung pelangi bisa ditemukan banyak harta karun yang tersimpan dalam wadah
seperti gentong dari tanah liat. Yahh, semoga memang di ujung pelangi benar –
benar ada harta karun itu.. Amien..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar